Archive for November, 2012

Art and awareness, my newest plastic trash paintings

November 20, 2012

100% freedom 65x75cm spray paint on plastic trash 2012.

Of so many issues these days, there is a major problem in the realm of the political, social, economic and cultural but no less important are the environmental problems of excessive exploitation that cause lot of new problems. Trash, is one of now day major problems and impact of human lifestyles these days, but a new little friends that make it as awareness and lifted into their works, that there are many problems in this small island.

Anak Agung Gede Tjukit, after Rudolf Bonnet 65x75cm spray paint on plastic trash 2012

One major problem in this small island is plastic waste, the culture in our society do not have the concept of recycling, the traditional way Balinese always use the leaves as a wrap and food containers, after eating they throw in (teba, is a back side are of every Balinese traditional house) because it leaves, it will not wait until a month surely will decompose properly. Today almost all the food wrapped in plastic and Styrofoam, wrapping paper even if it was still contain thin plastic coated and unfortunately our landfills pattern is the same as the past, had been eating with casual habit throw away trash not in a proper place. Plastic waste need 1000.000 requires years to be decomposed by soil and that too strongly influence the future fertility of the soil. Even when garbage is collected, most people throw it off to a cliff or river, causing foul odors and overflowing rivers or ditches when the rain season come.

abstract opportunist 65x75cm spray paint and pen on plastic trash 2012

Bali is a very small island, if the behavior of who are living in Bali is not immediately corrected on waste management, and then Bali can be the island littered with trash. In rivers, ditches, beach, cliff path even is filled with garbage. This island produces an average of 10,000 cubic meters of waste every day, but the government can only process 5700 cubic meters, and leaving trash left at the curb and in the illegal disposal, a fact that is very scary.

I utilize my trash and my families make every day, the idea is to do the little things start from us. This idea was already in my head since the first solo exhibition in 2008 in Ubud, there is a challenge in making art from scrap materials or waste, that’s why I think how waste is used as the work does not come back as a junk after show in gallery, that year I just do the work of the object art and installation using unused materials and I have new items this year, I created my “canvas” using plastic trash as a medium to change real canvas. Try to think out of the box in regular traditional way and techniques for painting and applying a variety of deferent techniques.

Baris tuggal the Balinese worrior dance 65x75cm spray paint on plastic trash 2012

If now is a lot Go Green issue, this work may be the most obvious implementation of the concept of environmentally friendly, because it can transform waste into a work of art. This technique of making art can also be a matter of education programs in schools and communities, such as be a presentation or in the form of workshops and make the participants involve in a making of art from start to finish. And these also as an inspiration that with creativity we do something and so far my own children understand, every day he seeing me collect trash, plastic food wrap etc, he already understand to dispose of plastic waste, now he can sort and store waste materials cause he know well I try to make my artwork from it and I hope it may be useful for everyone later. Made bayak.

Dewa Putu Bedil, after Rudolf Bonnet 65x75cm spray paint and pen on plastic trash 2012

Ni Nyoman Sukreni 65x75cm spray paint on plastic trash 2012

Ni Luh Camplung II 65x75cm spray paint on plastic trash 2012

Anak Agung Gede Tjukit, with silver background, after Rudolf Bonnet 65x75cm spray paint on plastic trash 2012

exotic invesment 65x75cm spray paint on plastic trash 2012

the exotic logong dance II reissue  65x75cm spray paint on plastic trash 2012

Seni dan kepedulian

Dari sedemikian banyaknya persoalan hari ini, ada masalah besar dalam ranah politik, sosial, ekonomi dan budaya tapi yang tidak kalah penting adalah masalah lingkungan yang tereksploitasi berlebihan yang menyebkan banyak sekali masalah baru. Sampah adalah salah satu dampak dari kemajuan dan gaya hidup manusia hari ini, tapi baru sedikit kawan-kawan yang menjadikan itu sebuah kesadara bersama dan diangkat kedalam karya-karya mereka, bahwa ada banyak persoalan di pulau kecil ini.

Salah satu masalah utama di pulau kecil ini adalah sampah plastik, budaya dalam masyarakat kita belum mempunyai konsep daur ulang sampah, dahulu kala masyarakat Bali selalu menggunakan daun sebagai bungkus dan wadah makanan sehabis makan mereka membuangnya di (teba atau area belakang rumah) karena itu daun tidak sampai sebulan pasti akan terurai dengan baik. Sekarang ini hampir semua makanan terbungkus plastik dan styrofoam, kalaupun itu pembungkus dari kertas ternyata masih juga dilapisi plastik yang tipis dan sayangnya pola pembuangan sampah kita masih sama seperti jaman dulu, habis makan dengan seenaknya membuang sampah disembarang tempat. Sampah plastik memerlukan 1000.000 tahun untuk dapat terurai oleh tanah dan itupun sangat mempengaruhi kesuburan tanah nantinya. Pun ketika sampah sudah terkumpul kebanyakan orang membuangnya ke jurang atau sungai sehingga menimbulkan bau busuk yang menyengat dan sungai atau selokan yang meluap kejalan ketika musim hujan datang.

Bali adalah pulau yang sangat kecil, jika perilaku kita yang tinggal di Bali ini tidak segera diperbaiki tentang mengelolaan sampah maka Bali bisa menjadi pulau penuh dengan sampah. Di sungai, selokan, pantai, jurang bahkan jalan akan dipenuhi oleh sampah. Pulau ini rata-rata menghasilkan 10.000 meter kubik sampah setiap hari, tapi lembaga pemerintah hanya dapat memproses 5.700 meter kubik, dan meninggalkan sampah yang tersisa di pinggir jalan dan di tempat pembuangan ilegal, sebuah fakta yang sangat menakutkan.

Saya memanfaatkan sampah yang saya dan keluarga hasilkan setiap hari, idenya adalah melakukan hal kecil dimulai dari diri sendiri. Ide ini sudah ada di kepala sejak pameran tunggal saya yang pertama tahun 2008 di Ubud, ada sebuah tantangan dalam membuat karya seni dari bahan bekas atau sampah, itulah kenapa saya befikir bagaimana sampah yang dijadikan karya itu tidak kembali menjadi sampah setelah selesai dipamerkan, tahun itu saya baru mengerjakan karya object dan instalasi dengan media barang bekas dan baru tahun ini saya mendapatkan teknik mengganti canvas sebagai media untuk karya lukis dengan menerapkan berbagai teknik.

Jika sekarang ini banyak yang berbicara Go Green, karya ini bisa menjadi implementasi paling nyata dari konsep ramah lingkungan, karena bisa merubah sampah menjadi sebuah karya seni. Proses pembuatannya juga bisa menjadi materi program pendidikan di sekolah-sekolah dan komunitas, berupa presentasi dari proses pembuatan karya atau berupa workshop dan melibatkan para peserta dalam mengerjakan sebuah karya seni dari awal sampai akhir. Sekaligus bisa menjadi inspirasi bahwa dengan kreativitas bisa melakukan sesuatu. Sejauh ini anak saya sendiri yang setiap hari melihat saya mengumpulkan sampah, bungkus makanan plastik sudah bisa paham untuk tidak membuang sampah plastik lagi, dia sekarang sudah bisa memilah sampah dan menyimpannya untuk saya jadikan bahan karya seni, dan semoga bisa bermanfaat bagi semua orang nantinya. Made bayak.